Tips Merawat Mouse Komputer Agar Tetap Awet


Lentingan - Mouse bagian terpenting dalam suatu perangkat PC, sebagai alat navigasi melalui kursor dan mengendalikan PC pengguna. Diambil dari berbagai sumber, agar mouse yang sering Anda gunakan tetap awet, pengguna bisa memperhatikan beberapa hal berikut ini.

Jauhkan Mouse dari Benda Cair 

Cairan yang mengenai perangkat elektronik tentu berbahaya. Biasanya, pengguna meletakan wadah berisi minuman di meja kerja. Mulai saat ini, hindari meletakan wadah minuman tersebut, sebab apabila tumpah dan airnya mengenai mouse, hal ini berpotensi merusak mouse.

Tidak Mengklik Mouse Terlalu Dalam

Terkadang pengguna dikejar deadline dan harus bekerja dengan cepat. Pada suatu kondisi mungkin pengguna akan menekan tombol mouse terlalu dalam, maka hal ini harus dihindari untuk menjaga agar mouse tetap awet serta berfungsi normal.

Bersihkan Mouse Optik

Mouse modern saat ini sudah mengusung standar optik, di mana perangkat mengeluarkan cahaya merah di bagian bawah mouse. Pengguna disarankan untuk membersihkan mouse optik secara berkala. Bersihkan dari debu dan kotoran menggunakan cotton bud.

Berhati-Hati Menggulung Kabel

Ada jenis mouse yang didesain menggunakan kabel dan yang nirkabel. Untuk mouse yang memiliki kabel, pengguna disarankan untuk berhati-hati saat menggulungnya. Disarankan kepada pengguna untuk memakai mouse nirkabel yang kini banyak beredar.

Tidak Mencabut dan Colok USB Sesering Mungkin

Pengguna apabila hanya menggunakan laptop misalnya hanya untuk memindahkan file data, maka penggunaan mouse mungkin bisa dihindari. Mencabut atau mencolok USB terlalu sering dikhawatirkan bisa merusak port USB.

Pakai Mouse Sewajarnya

Terlalu lama menggunakan mouse bisa memperpendek umur mouse. Serupa dengan komputer, mouse juga perlu diistirahatkan bila tidak benar-benar digunakan. 


Sumber :  http://techno.okezone.com
Vivo V5Plus

Lentingan - Lagi-lagi Vivo terus mengeluarkan inovasinya dalam memberikan smartphone dengan kamera canggih. Memang mendokumentasikan setiap momen melalui foto sudah menjadi kebutuhan pokok bagi hampir semua orang. Dengan mendukung kepraktisan dalam menyalurkan hobi foto dan selfie, Vivo mengeluarkan produk terbarunya melalui Vivo V5Plus.

Vivo V5Plus Punya Kamera Depan Ganda dengan Mode Bokeh

Vivo V5Plus menghadirkan dual front camera 20MP dan 8MP dengan berbagai keunggulan yang canggih. Kamera depan 20MP yang dirancang khusus bersama Sony dengan sensor IMX376 ini bisa memberikan hasil selfie yang jernih. Kamera depan sekunder 8MP dilengkapi dengan mode bokeh yang bisa membuat hasil selfie pada bagian wajah terlihat tajam dan latar belakangnya kabur dengan tetap indah. Hasilnya tak kalah dengan kamera DSLR ber-aperture besar.

Tak hanya itu, dengan Vivo V5Plus bahkan Anda bisa menambahkan fokus setelah foto diambil. Setelah pengambilan foto pertama, Anda dapat kembali menambahkan fokus kapan saja dan pada daerah foto yang Anda inginkan. Tambahkan efek blur di manapun yang Anda suka untuk menghasilkan selfie yang sempurna.

Bagi Anda yang suka selfie, V5Plus menghadirkan fitur Selfie Softlight. Hasil selfie akan terlihat seperti hasil studio foto profesional karena mampu menangkap cahaya dengan baik. Untuk kamera belakangnya tak kalah canggih. Vivo V5Plus menghadirkan sensor kamera belakang 16MP. Hasil foto akan jernih dan detail.

Kamera canggih, fitur lainnya pun tak kalah canggih. Vivo V5Plus memiliki kekuatan besar 4GB RAM, 64GB ROM, dan CPU Qualcomm Snapdragon 625 octa-core. Anda dapat menikmati sistem manajemen Smart Engine generasi baru yang dipadukan dengan Funtouch OS 3.0 terbaru (berbasis Android 6.0). Kinerja smartphone pun dijamin lancar.

V5Plus yang didesain ramping ini juga menghadirkan layar besar 5,5 inci dengan Corning Gorilla Glass yang memberikan perlindungan kuat pada layar. Dayanya pun bisa bertahan lebih lama karena dilengkapi baterai 3160mAh. Apalagi ditambah bantuan teknologi mesin Dual-Charging, pengisian daya akan menjadi lebih cepat.

Bagi Anda yang multitasking, Anda akan didukung dengan teknologi pengenalan sidik jari yang telah diperbarui. Membuka ponsel hanya dalam 0,2 detik dengan satu sentuhan. Selain itu, Anda cukup menekan sensor sidik jari dua kali untuk mengakses aplikasi. Gemar mendengarkan musik atau streaming film? Vivo V5Plus memberikan kualitas suara dengan rasio signal-to-noise hingga 115dB. Audio chip custom made-nya pun ikonik, yakni menggunakan AK4376.

Harga dan Spesifikasi Vivo V5 Plus

DESAIN
  • Ukuran :Ketebalan 7.55 mm
  • Berat :156 gram
  • Material :156g
  • Warna :Golden, Rose Gold
  • LED Notifikasi :Yes



Harga Rp 5,2 Jutaan
  • Spesifikasi Vivo V5 Plus
Jaringan 2G GSM, 3G HSDPA, HSPA
4G LTE
Dual SIM, Nano SIM
Dimensi Dimensi : 152.6 x 74 x 7.3 mm
Berat : 158,6 gram
Material Bahan : Full Metal
LED Notifikasi : Ada
Layar Lebar : 5,5 inci, IPS LCD Capacitive
Resolusi : 1080 x 1920 pixels, Kepadatan Layar : ~ 401 ppi
Corning Gorilla Glass 5, 2,5D Curved Screen
Sistem Operasi Android OS v6.0 Marsmallow
User Interface : Funtouch OS
Prosesor Chipset : Snapdragon 625
CPU : Octa-core 2.0 GHz Cortex-A53
GPU : Adreno 506
Kamera Kamera Belakang : 16 MP, Phase Detection Autofocus,LED flash
Vidio 2160p@30fps
Dual Kamera depan 20 MP + 8 MP, f/2.0, 1/2.8″, Soft LED flash
Memori Memori Internel : 64 GB
RAM : 4 GB
Slot MicroSD 256 GB ( Hybrid Slot )
Konektifitas Wi-Fi 802.11 a/b/g/n/ac, dual-band, WiFi Direct, hotspot, Radio FM microUSB v2.0, USB On-The-Go
Sensor Fingerprint (front-mounted), accelerometer, gyro, proximity, compass
Baterai Li-Ion 3160 mAh
Non-Removable, Fast Charging
Warna Gold, Gray
Sumber : GSM Arena



Kelebihan Vivo V5 Plus

  • Desain sangat elegan dan premium
  • Layar Vivo V5 Plus sangat jenrih beresolusi Full HD dan menggunakan kaca 2.5D
  • Layar dilindungi dengan lapisan Corning Gorilla Glass
  • Kemampuan dapur pacu sangat gahar
  • Multitasking dan gaming sangat lancar
  • Kamera depan sangat memuaskan dengan mengusung teknologi dual 20 MP + 8 MP
  • Sudah mendukukung jaringan 4G LTE
  • Support sensor sidik jari
  • Kapasitas baterai besar

Kekurangan Vivo V5 Plus


  • Belum mendukung fitur NFC
  • Belum menggunakan USB Type C
  • Baterai tidak dapat dilepas

6 Cara Isi Baterai iPhone Lebih Cepat

Lentingan - Apakah baterai iPhone kamu terasa cepat habis namun butuh waktu lama untuk membuatnya kembali penuh?

Jika iya, sejumlah cara ini dapat membantu kamu mengisi daya baterai iPhone dengan lebih cepat. Berikut adalah enam cara agar pengisian daya iPhone lebih cepat.

1. Jangan Menggunakan Komputer/Laptop

Tahukah kamu bahwa mengisi daya melalui laptop atau komputer butuh waktu lama? Kalau kamu ingin mengisi daya lebih cepat, cobalah untuk mengecas langsung dari stop kontak.

2. Jangan Gunakan Charger Palsu

Hati-hati dalam memilih charger dan aksesoris buat smartphone. Baru-baru ini, sebuah perusahaan menyebut bahwa pengisian daya menggunakan charger abal-abal yang dibeli dari toko online memiliki potensi bahaya.

Oleh karena itu, coba beralih menggunakan charger Made By Apple alias bikinan Apple atau yang memiliki sertifikasi Made For iPhone (MFi). Meski charger dengan label MFi tak dibuat langsung oleh Apple, perusahaan manufaktur yang memproduksi aksesoris dengan logo MFi sudah mendapat sertifikasi dari Apple. Artinya, charger tersebut aman buat iPhone kamu walau harganya lebih mahal.

3. Copot Case Pelindung iPhone

Memasang case pelindung di iPhone ternyata bisa meningkatkan suhu pada ponsel. Sebab, baterai lithium-ion yang ada di dalam iPhone mengeluarkan hawa panas.

Nah, jika kamu tutupi iPhone dengan pelindung, hawa panas bisa terjebak di perangkat. Apple sendiri menyebut agar menjaga baterai tetap dalam kondisi dingin.


4. Jangan Gunakan iPhone Saat Sedang Diisi Daya

Banyak orang yang sering menggunakan dan memainkan smartphone saat sedang diisi daya. Tentunya kinerja yang tanpa henti membuat proses pengisian daya berlangsung lebih lama. Oleh karena itu, pastikan untuk tidak menggunakan ponsel saat sedang diisi dayanya.


5. Aktifkan Mode Pesawat

Langkah lain yang bisa dilakukan agar pengisian daya berlangsung lebih cepat adalah mengaktifkan mode pesawat alias airplane mode.

Dengan mengaktifkan mode pesawat, kegiatan yang menggunakan frekuensi radio seperti data seluler, WiFi, dan Bluetooth tak bisa dilakukan. Jika ini dilakukan, baik panggilan, pesan maupun notifikasi tak bisa masuk ke iPhone. Meski begitu, hal ini mempercepat proses pengisian daya.


6. Pastikan Tak Ada Kotoran di Port Lightning iPhone

Kadang kita seringkali tidak sadar bahwa port iPhone tertutup oleh debu, serat, atau kotoran lainnya. Walaupun penyumbatnya kecil, tentu ini bisa mempengaruhi kinerja pengisian daya.

Oleh karenanya, pastikan untuk membersihkan lubang atau port di iPhone kamu dengan sangat hati-hati.

Sumber : http://tekno.liputan6.com

Paman, Lihatlah, Bidadari yang Pernah Kuceritakan Padamu Ada di Dekatku. Dia Menunggu Ruhku Keluar!

(KISAH MENAKJUBKAN DI MASA TABI’IN)


Hari itu, di salah satu sudutnya Masjid Nabawi berkumpullah Abu Qudamah dan para sahabatnya.

Di hati para sahabatnya, Abu Qudamah adalah orang yang sangat dikagumi. Itu karena Abu Qudamah adalah seorang mujahid. Berjihad dari satu front ke medan-medan jihad lainnya. Seolah hidup beliau, beliau persembahkan untuk berjihad.

Debu yang beterbangan, kilatan pedang, hempasan anak panah, derap kuda adalah hal yang sudah biasa bagi beliau. Pengalaman, tragedi, kisah dan momen pun telah banyak beliau saksikan di setiap gelanggang perjuangan jihad. "Abu Qudamah, ceritakanlah pada kami kisah paling mengagumkan di hari-hari jihadmu!” tiba-tiba salah seorang sahabatnya meminta.

“Ya,” jawab Abu Qudamah. "Beberapa tahun lalu. Aku singgah di kota Recca. Aku ingin membeli onta untuk membawa persenjataanku.

Saat aku sedang bersantai di penginapan, keheningan pecah oleh suara ketukan. Ku buka ternyata seorang perempuan. "Engkaukah Abu Qudamah?" tanyanya. "Engkaukah yang menghasung umat manusia untuk berjihad?" pertanyaannya yang kedua.

“Sungguh, Allah telah menganugerahiku rambut yang tak dimiliki wanita lain. Kini aku telah memotongnya. Aku kepang agar bisa menjadi tali kekang kuda. Aku pun telah menutupinya dengan debu agar tak terlihat.

Aku berharap sekali agar engkau membawanya. Engkau gunakan saat menggempur musuh, saat jiwa kepahlawananmu merabung. Engkau gunakan bersamaan saat kau menghunus pedang, saat kau melepaskan anak panah dan saat tombak kau genggam erat.

Kalau pun engkau tak membutuhkan, ku mohon berikanlah pada mujahid yang lain. Aku berharap agar sebagian diriku ikut di medan perang, menyatu dengan debu-debu fi Sabilillah.

Aku adalah seorang janda. Suamiku dan karib kerabatku, semuanya telah mati syahid fii Sabilillah. Kalau pun syariat mengizinkan aku berperang, aku akan memenuhi seruannya,” ungkapnya sembari menyerahkan kepangan rambutnya.
Aku hanya diam membisu. Mulutku kelu walau tuk mengucapkan “iya”.
"Abu Qudamah, walaupun suamiku terbunuh, namun ia telah mendidik seorang pemuda hebat. Tak ada yang lebih hebat darinya.

Ia telah menghapal Al-Qur’an. Ia mahir berkuda dan memanah. Ia senantiasa sholat malam dan berpuasa di siang hari. Kini ia berumur 15 tahun. Ialah generasi penerus suamiku. Mungkin esok ia akan bergabung dengan pasukanmu. Tolong terimalah dia. Aku persembahkan dia untuk Allah. Ku mohon jangan halangi aku dari pahala,” kata-kata sendu terus mengalir dari bibirnya.

Adapun aku masih diam membisu. Memahami kalimat per kalimat darinya. Lalu tanpa sadar perhatianku tertuju pada kepangan rambutnya.
"Letakkanlah dalam barang bawaanmu agar kalbuku tenang,” pintanya mengetahuiku memperhatikan kepangan rambutnya.

Aku pun segera meletakkannya bersama barang bawaanku. Seolah aku tersihir dengan kata-kata dan Himmah (tekad) nya yang begitu mengharukan.
Keesokan harinya, aku bersama pasukan beranjak meninggalkan Recca.Tatkala kami tiba di benteng Maslamah bin Abdul Malik, tiba-tiba dari belakang ada seorang penunggang kuda yang memanggil-manggil.

“Abu Qudamah!” serunya.

“Abu Qudamah, tunggu sebentar, semoga Allah merahmatimu.”

Kaki pun terhenti. Lalu aku berpesan kepada pasukan, “tetaplah di tempat hingga aku mengetahui orang ini.”

Dia mendekat dan memelukku.”Alhamdulillah, Allah memberiku kesempatan menjadi pasukanmu. Sungguh Dia tidak ingin aku gagal,” ucapnya.

“Kawan, singkaplah kain penutup kepalamu dahulu,” pintaku.

Ia pun menyingkapnya. Ternyata wajahnya bak bulan purnama. Terpancar darinya cahaya ketaatan.”Kawan, apakah engkau memiliki Abi?” tanyaku.

“Justru aku keluar bersamamu hendak menuntut balas kematian Abi. Dia (insya Allah) telah mati syahid. Semoga saja Allah menganugerahiku syahid seperti Abi,” jawabnya.

“Lalu, bagaimana dengan Ummi? Mintalah restu darinya terlebih dahulu. Jika merestui, ayo. Jika tidak, layanilah beliau. Sungguh baktimu lebih utama dibandingkan jihad. Memang, jannah di bawah bayangan pedang, namun juga di bawah telapak kaki ibu.”

“Duhai Abu Qudamah. Tidakkah engkau mengenaliku.”

“Tidak.”

“Aku putra pemilik titipan itu. Betapa cepatnya engkau melupakan titipan Ummi, pemilik kepangan rambut itu”

“Aku, insya Allah, adalah seorang syahid putra seorang syahid. Aku memohon kepadamu dengan nama Allah, jangan kau halangi aku ikut berjihad fii Sabilillah bersamamu. Aku telah menyelesaikan Al-Qur’an. Aku juga telah mempelajari Sunnah Rasul. Aku pun lihai menunggang kuda dan memanah.Tak ada seorang pun lebih berani dariku. Maka, janganlah kau remehkan aku hanya karena aku masih belia.”

"Ummi telah bersumpah agar aku tidak kembali. Beliau berpesan; Nak, jika kau telah melihat musuh, jangan pernah kau lari. Persembahkanlah ragamu untuk Allah. Carilah kedudukan di sisi Allah. Jadilah tetangga Abimu dan paman-pamanmu yang sholeh di jannah. Jika nantinya kau menjadi syahid, jangan kau lupakan Ummi. 

Berilah Ummi syafa’at. Aku pernah mendengar faedah bahwa seorang syahid akan memberi syafaat untuk 70 orang keluarganya dan juga 70 orang tetangganya. Ummi pun memelukku dengan erat dan mendongakkan kepalanya ke langit;"

"Rabbku.. Maulaku.. Inilah putraku, penyejuk jiwaku, buah hatiku.. aku persembahkan ia untukmu. Dekatkanlah ia dengan ayahnya,” terang sang pemuda. Kata-katanya terus mendobrak tanggul air mataku. Dan akhirnya aku benar-benar tak kuasa menahannya. Aku tersedu-sedu. Aku tak tega melihat wajahnya yang masih muda, namun begitu tinggi tekadnya. Aku pun tak bisa membayangkan kalbu sang ibu. Betapa sabarnya ia.Melihatku menangis, sang pemuda bertanya, “Paman, apa gerangan tangisanmu ini? Jika sebabnya adalah usiaku, bukankah ada orang yang lebih muda dariku, namun Allah tetap mengadzabnya jika bermaksiat !?”
“Bukan,” aku segera menyanggah.

“Bukan lantaran usiamu. Namun aku menangis karena kalbu ibumu. Bagaimana jadinya nanti jika engkau gugur?”

Akhirnya aku menerimanya sebagai bagian dari pasukan. Siang malam si pemuda tak pernah jemu berdzikir kepada Allah Ta’ala. Saat pasukan bergerak, ia yang paling lincah mengendalikan kuda. Saat pasukan berhenti istirahat, ia yang paling aktif melayani pasukan. Semakin kita melangkah, tekadnya juga semakin membuncah, semangatnya semakin menjulang, kalbunya semakin lapang dan tanda-tanda kebahagiaan semakin terpancar darinya.

Kami terus berjalan menyusuri hamparan bumi nan luas. Hingga kami tiba di medan laga bersamaan dengan bersiap-siapnya matahari untuk terbenam. Sesampainya, sang pemuda memaksakan diri menyiapkan hidangan berbuka untuk pasukan. Memang, hari itu kami berpuasa. Dan dikarenakan hal inilah juga khidmatnyakepada pasukan selama perjalanan, dia tertidur pulas. Pulas sekali hingga kami iba membangunkan. Akhirnya, kami sendiri yang menyiapkannya danmembiarkan si pemuda tidur. Saat tidur, tiba-tiba bibirnya mengembang menghiasi wajahnya.”Lihatlah, ia tersenyum!” kataku pada teman keheranan.
Setelah bangun, aku bertanya padanya, “kawan, saat tertidur kau tersenyum. Apa gerangan mimpimu?”

“Aku mimpi indah sekali. Membuatku bahagia,” jawabnya.

"Ceritakanlah padaku!" Pintaku penasaran.

_"Aku seperti di sebuah taman hijau nan permai. Indah sekali. Pemandangannya menarik kalbuku untuk berjalan-jalan. Saat asyik berjalan, tiba-tiba aku berdiri di depan istana perak, balkonnya dari batu permata dan mutiara serta pintu-pintunya dari emas. Sayang, tirai-tirainya terjuntai, menghalangiku dari bagian dalam istana. Namun tak lama, keluarlah gadis-gadis menyingkap tirai-tirainya.

Sungguh wajah mereka bagaikan rembulan. Kutatap wajah-wajah cantik itu dengan penuh kekaguman, Maa syaa Alloh cantiknya!

"Marhaban," kata salah seorang dari mereka tahu ku memandanginya.
Aku pun tak tahan hendak menjulurkan tangan menyentuhnya. Belum sampai tangan ini menyentuh, dia berkata, “Belum. Ini belum waktunya. Janganlah terburu-buru.”
Telingaku juga menangkap sebuah suara salah seorang mereka, “Ini suami Al-Mardhiyah.”

Mereka berkata kepadaku,”kemarilah, Yarhamukalloh.”

Baru saja kakiku hendak melangkah, ternyata mereka telah berdiri di depanku.
Mereka membawaku ke atas istana. Di sebuah kamar, seluruhnya dari emas merah yang berkilauan indahnya. Dalam kamar itu ada dipan yang bertahtakan permata hijau dan kaki-kakinya terbuat dari perak putih.

Dan di atasnya. . . seorang gadis belia dengan wajah bersinar lebih indah dari sekedar rembulan!!

Kalaulah Allah tidak memantapkan kalbu dan penglihatanku, niscaya butalah mataku dan hilanglah akalku karena tak kuasa menatap kecantikannya!!

“ Marhaban, ahlan wa sahlan, duhai wali Allah. Sungguh engkau adalah milikku dan aku adalah milikmu” katanya menyambutku, membuatku tak terasa hendak memeluknya.

"Sebentar. Janganlah terburu-buru. Belum waktunya. Aku berjanji padamu, kita bertemu besok selepas sholat Dzuhur. Bergembiralah,” sang pemuda mengakhiri kisahnya.

Lalu, aku berusaha membangkitkan Himmahnya, “Kawan, mimpimu begitu indah. Engkau akan melihat kebaikan nantinya.” Kami pun bermalam dengan perasaan takjub dan kagum akan mimpi sang pemuda.

Esok hari, kami bersiap menghadapi kaum kafir. Barisan diluruskan, formasi dan strategi dimatangkan, senjata tergenggam kuat dan tali kekang kuda dipegang erat. Semangat pun semakin berkobar saat mendengar hasungan, “Wahai segenap para tentara Allah, tunggangilah kuda-kuda kalian. Bergembiralah dengan jannah. Majulah kalian, baik terasa ringan oleh kalian ataupun terasa berat.”

Tak lama, skuadron pasukan kuffar tiba di hadapan kami. Banyak sekali, bagaikan belalang yang menyebar kemana-mana. Perang campuh pun terjadi. Kesunyian pagi hari sontak terpecah oleh teriakan skuadron kuffar dan gema takbir kaum muslimin. Suara senjata yang saling beradu, berbaur dengan riuh rendah suara para prajurit yang sedang bertaruh nyawa.Tiba-tiba aku mengkhawatirkan pemuda itu. Iya, dimana pemuda itu…Dimana pemuda itu ? Ku berusaha mencari di tengah medan laga. Ternyata dia di barisan depan pasukan muslimin. Dia merangsek maju, menyibak skuadron kuffar dan memporak porandakan barisan mereka.

Dia bertempur dengan hebatnya. Dia mampu melumpuhkan begitu banyak pasukan kuffar. Namun begitu, tetap saja hati ini tak tega melihatnya. Aku segera menyusulnya di depan.

“Kawan, kau masih terlalu muda. Kau tak tahu betapa liciknya pertempuran. 

Kembalilah ke belakang,” teriakku mencoba menyaingi suara riuh pertempuran, sambil menarik tali kekang kudanya.

“Paman, tidakkah kau membaca ayat {{ Wahai segenap kaum mukmin, jika kalian telah bertempur dengan kaum kuffar, maka janganlah kalian mundur ke belakang }} [Al Anfal:15]. Sudikah engkau aku masuk neraka ?” serunya menimpali. Saat kucoba memahamkannya, serbuan kavelari kuffar memisahkan kami. Aku berusaha mengejarnya, namun sia-sia. Peperangan semakin bergejolak.

Dalam kancah pertempuran, terdengarlah derap kaki kuda diiringi gemerincing pedang dan hujan panah. Lalu mulailah kepala berjatuhan satu persatu. Bau anyir darah tercium dimana-mana. Tangan dan kaki bergelimpangan. Dan tubuh tak bernyawa tergeletak bersimbah darah. Demi Allah, perang itu telah menyibukkan tiap orang akan dirinya sendiri dan melalaikan orang lain. Sabetan dan kilatan pedang di atas kepala yang tak henti-hentinya,menjadikan suhu memuncak. Kedua pasukan bertempur habis-habisan.

Saat perang usai, aku segera mencari si pemuda. Terus mencari di medan laga. Aku khawatir dia termasuk yang terbunuh. Aku berkeliling mengendarai kuda di sekitar kumpulan korban. Mayat demi mayat, sungguh wajah mereka tak dapat dikenali, saking banyaknya darah bersimbah dan debu menutupi.

Dimana sang pemuda ? Aku terus melanjutkan pencarian. Dan tiba-tiba aku mendengar suara lirih, ”Kaum muslimin, panggilkan pamanku Abu Qudamah kemari!” Itu suaranya, teriakku dalam kalbu.

Kucari sumber suara, ternyata benar, si pemuda. Berada di tengah-tengah kuda bergelimpangan.Wajahnya bersimbah darah dan tertutup debu. Hampir aku tak mengenalnya.

Aku segera mendatanginya. “Aku di sini! Aku di sini! Aku Abu Qudamah!” isakku tak kuasa menahan tangis. Aku sisingkan sebagian kainku dan mengusap darah yang menutupi wajah polosnya.

"Paman, demi Rabb ka’bah, aku telah meraih mimpiku. Akulah putra ibu pemilik rambut kepang itu. Aku telah berbakti padanya, ku kecup keningnya dan ku hapus debu dan darah yang terkadang mengalir di wajahnya,” kenangnya. Sungguh aku benar-benar tak kuasa dengan kejadian ini.

“Kawan, janganlah kau lupakan pamanmu ini. Berilah dia syafa’at nanti di hari kiamat.”

“Orang sepertimu tak kan pernah kulupakan.”

”Jangan!” serunya lagi saat kucoba mengusap wajahnya. “Jangan kau usap wajahku dengan kainmu. Kainku lebih berhak untuk itu. Biarkanlah darah ini mengalir hingga aku menemui Rabb-ku, paman."

"Paman, lihatlah, bidadari yang pernah kuceritakan padamu ada di dekatku. Dia menunggu ruhku keluar. Dengarkanlah kata-katanya; "Sayang, bersegeralah! Aku rindu."

Paman, demi Allah, tolong bawalah bajuku yang berlumuran darah ini untuk Ummi. Serahkanlah padanya, agar beliau tahu aku tak pernah menyia-nyiakan petuahnya. Juga agar beliau tahu aku bukanlah pengecut melawan kaum kafir yang busuk itu. Sampaikanlah salam dariku dan katakan hadiahmu telah diterima Allah. Paman, saat berkunjung ke rumah nanti, kau akan bertemu adik perempuanku. Usianya sekitar sepuluh tahun. Jika aku datang, ia sangat gembira menyambutku. Dan jika aku pergi, ia paling tidak mau kutinggalkan.

Saat ku meninggalkannya kali ini, ia mengharapkanku cepat kembali. “Kak, cepat pulang, ya.” Itulah kata-katanya yang masih terngiang di telingaku. Jika engkau bertemu dengannya, sampaikan salamku padanya dan katakan; Allah-lah yang akan menggantikan kakak sampai hari kiamat, ”

kata-katanya terus membuat air mataku meleleh. Menetes dan terus menetes membuat aliran sungai di pipi.

"Asyhadu alla Ilaaha illa Alloh, wahdahu laa syarikalah, sungguh benar janji-Nya. Wa asyhadu anna Muhammadarrosululloh. Inilah apa yang dijanjikan Allah dan rasul-Nya dan nyatalah apa yang dijanjikan Allah dan rasul-Nya,” itulah kata-kata terakhirnya sebelum ruh berlepas dari jasadnya.

Lalu aku mengkafaninya dan menguburkannya. Aku harus segera ke Recca, tekadku. Aku segera pergi ke Recca. Tak lain dan tak bukan tujuanku hanyalah ibu si pemuda.

Celakanya aku, aku belum mengetahui nama si pemuda dan dimana rumahnya. Aku berkelililing ke seluruh kota Recca. Setiap sudut, gang dan jalan ku telusuri. Dan akhirnya aku mendapatkan seorang gadis mungil. Wajahnya bersinar mirip si pemuda.

Ia melihat-lihat setiap orang yang berlalu di depannya. Tiap kali melihat orang baru datang dari bepergian, ia bertanya, “Paman, anda datang darimana?”
“Aku datang dari jihad,” kata lelaki itu.

“Kalau begitu kakakku ada bersamamu?” tanyanya

“Aku tak kenal, siapa kakakmu.” kata lelaki itu sambil berlalu.

Lalu lewatlah orang kedua dan tanyanya, “Paman, anda datang dari mana?”

“Aku datang dari jihad,” jawabnya.

“Kakakku ada bersamamu?”, tanya gadis itu.

“Aku tak kenal, siapa kakakmu.” jawabnya sambil berlalu.

Gadis itu pun tak bisa menahan rindu kepada sang kakak. Sambil terisak-isak, dia berkata, "mengapa mereka semua kembali dan kakakku tak kunjung kembali?"

Aku iba kepadanya. Ku coba menghampiri tanpa membawa ekspresi kesedihan.

“Adik kecil, bilang sama Ummi, Abu Qudamah datang.”

Mendengar suaraku, sang ibu keluar. "Assalamu’alaiki,” salamku.

"Wa’alaikum salam," jawabnya.

“Engkau ingin memberiku kabar gembira atau berbela sungkawa?” lanjutnya.

“Maksud, ibu?”

“Jika putraku datang dengan selamat, berarti engkau berbela sungkawa. Jika dia mati syahid, berarti engkau kemari membawa kabar gembira,” terangnya.”Bergembiralah. Allah telah menerima hadiahmu.”

Ia pun menangis terharu.

“Benarkah?”

"Iya."

Benar-benar ia tak kuasa menahan tangis. "Alhamdulillah. Segala puji milik Allah yang telah menjadikannya tabunganku di hari kiamat,” pujinya kepada Zat Yang Maha Kuasa.

Para sahabat Abu Qudamah mendengarkan kisahnya dengan penuh kekaguman. "Lalu gadis kecil itu bagaimana?" tanya salah seorang dari mereka.”Dia mendekat kepadaku. Dan kukatakan padanya, “Kakakmu menitipkan salam padamu dan berkata; Dik, Allah-lah yang menggantikanku sampai hari kiamat nanti”. Tiba-tiba dia menangis sekencang-kencangnya. Wajahnya pucat. Terus menangis hingga tak sadarkan diri. Dan setelah itu nyawanya tiada.

Sang ibu mendekapnya dan menahan sabar atas semua musibah yang menimpanya. Aku benar-benar terharu melihat kejadian ini. Aku serahkan padanya sekantong uang, berharap bisa mengurangi bebannya. Sang ibu pun melepas kepergianku. Aku meninggalkan mereka dengan kalbu yang penuh kekaguman, ketabahan sang ibu, sifat ksatria sang pemuda dan cinta gadis kecil itu kepada kakaknya…(SELESAI)

—————————————————————

Ya Rohman Ya Rohiim Kabulkanlah seuntai do’a kami. Memang terasa berat meniti jalan jannah-Mu. Syahwat yang selalu menyambar, Syubhat yang terus menghantam, setan yang tak pernah menyerah dan nafsu jahat yang senantiasa memberontak. Sedangkan kalbu ini lemah, ya Rabb. Kalaulah bukan karena-Mu, tidaklah kami ini ber-Islam. Tidak pula mengerjakan sholat, tidak pula bersedekah.

Teguhkanlah kaki kami di atas jalan-Mu ini !

————————————————–
Oleh Al-Akh Yahya Al-Windany
Diterjemahkan dengan beberapa editing tanpa merubah tujuan dan makna dari Kitab ‘Uluwwul Himmah indan Nisaa’, 212-217.

Lihat juga:
1. Masyari’ul Asywaqi ila Mashori’il Usysyaqi: 1/285-290.2.
Sifatush Shofwah: 2/369-3703.
Tarikh Islam: 1/214-215
Daftar Peserta Pilkada Serentak 2017 Lengkap

Pilkada serentak tahun 2017 akan dilaksanakan di 7 (tujuh) provinsi untuk memilih Gubernur dan Wakil Gubernur, 76 (tujuh puluh enam) kabupaten untuk memilih Bupati dan Wakil Bupati, serta 18 (delapan belas) kota untuk memilih Walikota dan Wakil Walikota untuk periode 2017 - 2022.

Berikut daftar provinsi, kabupaten, dan kota yang akan diselenggarakan Pilkada 2017 serentak pada tanggal 15 Februari 2016 mendatang, selengkapnya sebagai berikut:

Daftar Peserta Pilkada Serentak 2017 Lengkap

Daftar 7 (Tujuh) Provinsi Pilkada Serentak 2017:

1. Aceh
2. Bangka Belitung
3. DKI Jakarta
4. Banten
5. Gorontalo
6. Sulawesi Barat
7. Papua Barat.



Daftar 76 (Tujuh Puluh Enam) Kabupaten Pilkada Serentak 2017:


1. Mesuji
Daftar Peserta Pilkada Serentak 2017 Lengkap
2. Lampung Barat
3. Tulang Bawang
4. Bekasi
5. Banjarnegara
6. Batang
7. Jepara
8. Pati
9. Cilacap
10. Brebes
11. Kulonprogo
12. Buleleng
13. Flores Timur
14. Lembata
15. Landak
16. Barito Selatan
17. Kotawaringin Barat
18. Hulu Sungai Utara
19. Barito Kuala
20. Banggai Kepulauan
21. Buol
22. Bolaang Mongondow
23. Kepulauan Sangihe
24. Takalar
25. Bombana
26. Kolaka Utara
27. Buton
28. Boalemo
29. Muna Barat
30. Buton Tengah
31. Buton Selatan
32. Seram Bagian Barat
33. Buru
34. Maluku Tenggara Barat
35. Maluku Tengah
36. Pulau Morotai
37. Halmahera Tengah
38. Nduga
39. Lanny Jaya
40. Sarmi
41. Mappi
42. Tolikara
43. Kepulauan Yapen
44. Jayapura
45. Intan Jaya
46. Puncak Jaya
47. Dogiyai
48. Tambrauw
49. Maybrat
50. Sorong
51. Aceh Besar
52. Aceh Utara
53. Aceh Timur
54. Aceh Jaya
55. Bener Meriah
56. Pidie
57. Simeulue
58. Aceh Singkil
59. Bireun
60. Aceh Barat Daya
61. Aceh Tenggara
62. Gayo Lues
63. Aceh Barat
64. Nagan Raya
65. Aceh Tengah
66. Aceh Tamiang
67. Tapanuli Tengah
68. Kepulauan Mentawai
69. Kampar
70. Muaro Jambi
71. Sarolangun
72. Tebo
73. Musi Banyuasin
74. Bengkulu Tengah
75. Tulang Bawang Barat
76. Pringsewu

Daftar 18 (Delapan Belas) Kota Pilkada Serentak 2017:

1. Banda Aceh
2. Lhokseumawe
3. Langsa
4. Sabang
5. Tebing Tinggi
6. Payakumbuh
7. Pekanbaru
8. Cimahi
9. Tasikmalaya
10. Salatiga
11. Yogyakarta
12. Batu
13. Kupang
14. Singkawang
15. Kendari
16. Ambon
17. Jayapura
18. Sorong

Demikian informasi mengenai daftar lengkap provinsi, kabupaten, dan kota yang akan melaksanakan Pilkada serentak pada tanggal 15 Februari 2017 mendatang. Semoga bermanfaat bagi kita semua.

sumber : http://informasiseputarpemilukada.blogspot.com/
| Copyright © 2013 Lentingan Kabar Berita Indonesia dan Islam